Rabu, 28 Mei 2008

Peringatan Maulid Nabi : Walikota Penceramah, Kapolsek Mengaji, Camat Penterjemah


Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1429 H beberaoa waktu di aula asrama haji Tabing berlangsung menyejukkan. Ruang alu arma haji dipenuhi para kaum ibu-ibu. Dalam kesempatan peringatan hari besar Islam itu, tampil sebagai pembaca ayat suci Alqur’an Kapolsek Koto Tangah Indra Junaidi dan penterjemah Camat Koto Tangah Al Amin. Sedangkan sebagai penceramah tampil pula pemimpin Kota tercinta ini Drs. H. Fauzi Bahar, M.Si.

Memang dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW agak berbeda dari yang biasanya, karena lazimnya paniti mempersiapkan pembaca kalam Ilahi dari Qori dan Qoriah, tapi kali ini Kapolsek Koto Tangah Indra Junaidi berpasangan dengan Camat Al Amin. Lalu mengenai suara, irama, tak kalah merdu dengan qori-qoriah. Begitu juga dengan penterjemah Al–Amin juga mampu melafaskan dengan suara khas dan menyejukkan.

Sedangkan penceramah, H. Fauzi Bahar, mengambil tema ceramah ketelaudanan dalam menjalankan kehidupan. Walikota Fauzi Bahar mencontohkan kepemimpinan Umar bin Khattab. Beliau adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga menjadi khalifah. Khalifah Umar bin Khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena perhatian dan tanggungjawabnya yang luar biasa pada rakyatnya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya. Inilah sekelumit kisahnya.

Sang khalifah menjalankan tugas, turun tangan langsung untuk memastikan rakyatnya tidur dan hidup dengan tenang pada malam itu. Sementara ia sendiri tetap berjaga hingga pagi hari. Khalifah Umar bin Khattab memang dikenal sebagai seorang pemimpin yang selalu melakukan perbuatan-perbuatan baik secara diam-diam. Orang yang ditolongnya sering tidak tahu, bahwa penolongnya adalah khalifah yang sangat mereka cintai.

Selain itu, Wako Fauzi Bahar memperkenalkan guru-guru SD-nya. Guru ini adalah pahlawan tanpa jasa, ia seperti anak tangga, untuk menghantarkan orang hingga sampai ke puncak kejayaan. Sementara sangguru tadi tak pernah merasakan berada di puncak kejayaan tersebut. Setelah itu, Wako Fauzi Bahar mengajak seluruh hadirin yang mayoritas adalah para guru itu untuk menyanyikan guru tanpa jasa. Maka dengan penuh penghayatan para hadirin menyanyikan lagu tersebut dengan baik. Sejalan dengan itu, juga tampil majelis Taklim mebacakan Asmaul Husna .

1 komentar:

Anonim mengatakan...

apak caliak kota padang awak kini ko.kalo dicaliak kini yo tampek2 buek berzinah ko yo banyak kini ko a rancano apak kini ko.ka dibiakan atau ka ditutuik.raso2nyo apak biakan ma