Rabu, 05 Maret 2008

Ketua PWI Sumbar Bangga Punya Walikota Fauzi Bahar

Hari Kamis itu, (13/9/2007) warga kota Padang telah mempersiapkan diri untuk memasuki bulan suci Ramadhan 1248 H. Malahan diantara warga masih ada yang melaksanakan balimau untuk membersihkan diri. Hawa bulan puasa telah terasa dengan harum. Warga juga disibukkan dengan mengunjungi keluarga untuk saling bermaafan, supaya dapat menjalan ibadah puasa dengan khusuk. Namun Kamis setelah sholat ashar, bumi kota Padang diguncang gempa bumi berkekuatan 6.3 Skala Rickter, warga berhamburan menyelamatkan diri.

Diantara warga banyak juga yang langsung lari bersama keluarga ke daerah Bypass, Lubuak Minturun, Aie Dingin untuk menyelamatkan diri. Karena kawan tersebut dianggap aman untuk menyelamatkan diri. Sebahagian juga banyak yang bertahan di lingkungan perumahannya. Setelah itu, warga sibuk mencari informasi tentang gempa, semuanya berupaya menghidupkan telepon selular, tapi sinyal tak ada lagi.


Tak lama kemudian muncul issue, bahwa gempa yang mengguncang Padang sangat berpotensi terjadi tsunami. Sejalan dengan itu, ada pula warga yang melihat langsung di Metro TV, Running Teks dan lain sebagainya. Akibatnya, warga menjadi resah, senja mulai menyelimuti dengan kelam. Listrik mati seperti di Perumahan Bungo Bumi Indah (BBI) Rt 04, Rw 01, Rawang Panjang, Kelurahan Bungo Pasang, Koto Tangah.


Warga BBI melaksanakan sholat berjemaah gelap gelapan di Muhalla Al-Kautsar. Setelah itu, diantara mencoba menghidupkan Radio, rupanya langsung terdengar suara Walikota Padang Drs. H. Fauzi Bahar, Msi memberikan informasi untuk warga. “ Hallo warga Kota Padang Saya Walikota Padang Fauzi Bahar supaya tetap tenang, gempa yang terjadi barusan tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa di Bengkulu, disebelah Enggano,” tutur Fauzi Bahar.


Kepada warga tetaplah tenang, sambil berdoa dan berzikir. “Saya korbankan Tarwih pada malam pertama ini, saya tetap standby di RRI untuk memberikan informasi untuk warga. Dengarkan terus, “ perintah Wako Padang. Ternyata gempa susulan memang sering terjadi. Warga Kota Padang kebanyakan memutuskan untuk tidak tidur di dalam rumah bersama keluarga, menggelar tikar di depan rumah dan lain sebagainya.


Malam Kamis itu, seluruh warga tetap berjaga-jaga untuk mengantisipasi jika terjadi lagi gempa. Saking lelahnya, setelah sholat subuh, mencoba tidur. Rupanya baru tidur gempa mengguncang lagi. Ada yang pontang panting lari, sebahagian bertahan di lingkungan rumahnya. Sejalan dengan itu, kawasan Bypass dan Lubuk Minturun, serta Anak Aie jadi ramai, untuk menyelamatkan diri.


Walikota Padang memang standby di RRI, untuk itu Ketua PWI Sumbar Ir. Basril Basyar (BB) dan Ketua KNPI Sumbar mendatangi RRI Jumat dini hari untuk mengucapkan terima kasih dan bangga terhadap Walikota Padang Drs. H. Fauzi Bahar, MSi yang selalu standby di RRI untuk mengamankan warga Kota Padang. Sehingga upaya yang dilakukan Walikota Padang cukup memberikan ketentraman bagi warga.


Malahan pengurus masjid dan mushlalla di kota tercinta ini, menyambungkan siaran langsung Walikota Padang melalui pengeras suara masjid dan mushalla. Tujuannya supaya seluruh warga mendengarkan suara Walikota Fauzi Bahar. Pertanyaan warga langsung dijawab dengan tegas oleh Walikota Padang. Termasuk berbagai issue yang ditanyakan warga. Wako malah menjelaskan, semua itu bohong.

Tidak ada komentar: