Kamis, 13 Maret 2008

Berantas Judi Tawarkan Investasi

SELAMA ini orang lebih mengenal nasi Padang ketimbang Kota Padang. Kalaupun sempat ke Kota Padang, itu pun, menurut sejumlah wisatawan Nusantara dan mancanegara, karena kebetulan Bandar Udara Tabing dan Pelabuhan Telukbayur berada di wilayah kota yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Barat ini. Tujuan mereka sebenarnya mungkin Kota Wisata Bukittinggi atau Kota Serambi Mekkah Padang Panjang, atau Kepulauan Mentawai untuk berselancar dan melihat kekayaan khazanah seni budaya Suku Mentawai.

KENYATAAN seperti itu bisa dimaklumi, tapi itu kondisi sampai tahun 2003. Gebrakan dari Kota Padang, 10 tahun terakhir hingga tahun 2003, nyaris tak ada. Pada dasawarsa itu orang tahu Kota Padang, ketika mencuat sejumlah kasus, seperti kasus balita gizi buruk, kasus wali kota-ketika itu Zuiyen Rais-terlibat tindak pidana penyalahgunaan uang negara, ia kemudian dinon-aktifkan, jadi terpidana, dan kemudian dinyatakan bebas oleh Mahkamah Agung.

Untuk bidang pendidikan, kebijakan Pemerintah Kota Padang membuat sejumlah kebijakan seperti selama Ramadhan sekolah libur, tapi semua pelajar, mulai dari SD sampai SMK/SMU harus ikut pendidikan pesantren. Sebelum pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan soal buku-buku pelajaran yang berlaku lima tahun, Wali Kota Padang Fauzi Bahar sudah mendahuluinya, dengan sekaligus menganggarkan buku pelajaran dalam APBD sehingga anak-anak nanti dapat buku gratis yang bisa digunakan turun-temurun selama lima tahun.

Pasca-Ramadhan sampai sekarang, Pemerintah Kota Padang lagi gencar-gencarnya membasmi judi, sekaligus kampanye antijudi dan antinarkotika. Program ini mendapat dukungan luas, sampai-sampai masyarakat berinisiatif menggelar kebulatan tekad yang dihadiri lebih dari 5.000 warga di Lapangan Imam Bonjol.

"Pemerintah Kota Padang sangat serius memberantas judi dan segala macam bentuk penyakit masyarakat. Karena itu, mulai tahun anggaran 2005, dalam APBD Kota Padang akan dianggarkan dana Rp 1 miliar untuk berantas judi," kata Fauzi Bahar.

Wali Kota Fauzi Bahar mengajak masyarakat untuk bersama-sama memberantas judi hingga ke akar-akarnya.

MENYADARI Kota Padang memiliki banyak potensi, kini Pemerintah Kota Padang gencar mencari investasi. Posisi Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumbar, pintu gerbang Indonesia untuk wilayah barat-karena memiliki Pelabuhan Telukbayur, yang satu-satunya di wilayah barat-dan dilengkapi sarana dan prasarana pendukung yang memadai, sebenarnya prospektifnya relatif lebih bagus dibandingkan dengan daerah lain di Sumbar.

"Investasi kami galakkan. Selain potensinya tersedia, pada gilirannya juga akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output, berarti juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ujar Fauzi Bahar, yang ketika itu didampingi, Asisten II Indra Catri.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi yang dicapai Kota Padang tidak dapat dipisahkan dengan peningkatan investasi yang ditanamkan. Dalam perencanaan pembangunan, target pertumbuhan ekonomi telah ditentukan sebelumnya. Untuk mencapai target tersebut, sangat diperlukan investasi yang membutuhkan ketersediaan dana pembangunan, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri.

Peningkatan investasi, yang diharapkan dalam menentukan target pertumbuhan perekonomian, tidak terlepas dari potensi dan peluang investasi yang dimiliki oleh Kota Padang. Bila dilihat dari sumber daya yang dimiliki, Kota Padang memiliki ketersediaan yang cukup lengkap dan memadai.

Di antara peluang investasi yang dimiliki adalah sektor pertanian subsektor perikanan laut, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor-sektor lain pendukung pariwisata.

Fauzi Bahar menjelaskan, sejak lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Kota Padang menunjukkan tren yang positif, tetapi pergerakannya masih terlihat lambat. Tahun 2003, pertumbuhan ekonomi Kota Padang meningkat sebesar 4,98 persen, hal ini lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi Sumbar maupun Indonesia, yang masing-masingnyua 4,48 persen dan 4,10 persen. Tahun 2004, diyakini pertumbuhan ekonomi Kota Padang mencapai 5,5 persen sampai 6 persen.

"Pertumbuhan ekonomi akan meningkat kalau investasi yang ditanamkan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Kota Padang memiliki potensi investasi yang relatif lengkap untuk dikembangkan. Karena, Kota berpenduduk 765.450 (pendataan tahun 2003) ini memiliki sumber daya alam yang beragam dan sumber daya manusia yang menunjang," papar Indra Catri.

Kota Padang merupakan pusat pemerintahan sehingga selalu ramai untuk dikunjungi, baik untuk keperluan pemerintahan maupun untuk kepentingan usaha. Kota ini memiliki fasilitas Bandara Tabing dan Pelabuhan Telukbayur, yang merupakan pintu masuk barang maupun orang ke Sumbar yang berasal dari luar daerah maupun luar negeri, juga menjadi pintu keluar bagi barang-barang hasil produksi Sumbar ke luar daerah maupun ke mancanegara. Hal ini sangat mendukung untuk dikembangkan investasi untuk sektor angkutan dan perdagangan.

Posisi Kota Padang, yang terletak di pantai barat Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudra Indonesia dan memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 63,13 km, juga merupakan potensi yang besar untuk mengembangkan sektor perikanan laut dan industri pendukungnya, serta berpotensi untuk sektor wisata pantai bahari.

Gambaran lain investasi yang bisa ditanamkan di kota seluas 694,96 persegi ini adalah, sebagaimana dipaparkan Fauzi Bahar dan Indra Catri, untuk sektor industri sangat beragam. Industri pengolahan ikan, misalnya, didukung potensi perikanan yang cukup memadai, baik perikanan darat maupun laut.

Pada tahun 2003 produksi perikanan laut Kota Padang sebesar 13.737,40 ton yang terdiri dari berbagai jenis ikan dengan jenis terbanyak cakalang, karang, dan tuna. Sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki antara lain sebanyak 354 perahu tanpa motor, 427 perahu motor tempel, dan 518 kapal motor.

Industri karet juga punya peluang besar. Saat ini produksi industri karet baru mencapai 12.000 ton, sementara potensi hasil perkebunan karet yang berada di kabupaten sekitar Padang mencapai 145.230 ton untuk perkebunan rakyat dan 6.591 ton untuk perkebunan swasta. Dengan demikian, masih banyak potensi investasi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan hasil industri karet.

Lalu, industri pengolahan minyak sawit mentah (CPO), yang sangat ditunjang oleh produksi kelapa sawit yang ada di daerah Sumbar. Tahun 2003 produksinya 402.760 ton untuk perkebunan rakyat dan 969.383 ton untuk perkebunan swasta. Sebagian dari produksi kelapa sawit tersebut telah diolah dalam bentuk CPO yang pabriknya berada di masing-masing daerah sentra produksi sehingga Kota Padang memiliki bahan baku yang melimpah bila dilakukan investasi dalam industri ini.

Di sektor perdagangan tersedia banyak pasar (17) dan pusat pertokoan dengan kios sebanyak 2.987 unit, serta tiga buah pusat perbelanjaan modern. "Kini sedang dibangun sebuah plaza, di areal bekas Terminal Lintas Andalas di Jalan Pemuda, Padang," ujar Fauzi Bahar.

Kemudian juga banyak peluang investasi di sektor perhotelan dan restoran. Kedua sektor ini ditunjang keberagaman obyek wisata di Kota Padang, seperti wisata kota tua, 21 obyek wisata alam, 10 obyek wisata sejarah dan kepurbakalaan, serta tujuh pulau untuk wisata bahari.

"Pemerintah Kota Padang akan memberikan kemudahan dan menyediakan sarana dan prasarana pendukung. Jangan ragu untuk berinvestasi di Kota Padang," tandas Wali Kota Fauzi Bahar

Tidak ada komentar: