Jumat, 21 Maret 2008

Ribuan Warga Kota Padang Hadiri Lomba “Asmaul Husna”


Sekitar 120 ribu warga Kota Padang memadati Lapangan Imam Bonjol, dengan antusias keinginan masyarakat menyaksikan pembukaan “Lomba Asma’ul Husna” yang pertama kalinya digelar di Kota Padang dengan hadiah yang cukup besar dan menarik yaitu satu unit Mobil AVP, bagi juara pertama.

Lomba Asma,Ul Husna ini dibuka secara resmi oleh Menteri Agama RI diwakili staf Ahli di Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama Prof.Dr.H.Arif Gufron, Sabtu (4/8). Hadir Gubernur, Ketua DPRD Tk.II Wakil Walikota Padang, Muspida dan para pejabat dilingkungan Pemko Padang.

Prof. DR.H. Arif Gufron mengatakan Menteri Agama bangga dan slut kepada kota PAdang yang telah membuka lembaran sejarah baru, dengan menggelar lomba Asmaul Husna, karena satu-satunya di Indonesia yang mengadakan lomba ini dengan hadiah yang cukup menarik, tetapi hadiah ini bukanlah tujuan utama yang jelas masyarakat kota Padang telah mengumandangkan Asma ul Husna, jika kita sering menyebut ini apa yang kita mohon isyaAllah Allah akan mengabulkannya. Untuk itu bagi peserta yang tidak j dapat hadiah jangan berkecil hati Allah yang akan memberi kita hadiah dengan pahala lebih besar ujar Arif Gufron. Walikota Padang Fauzi Bahar mengatakan kota Padang sebagai ibukota Sumbar terkenal dengan Budaya MInang Kabau yang filosofisnya adapt basandi sara’ (ABS) sara’ basandi kitabullah (SBK) warga kota padang harus mencerminkan ini, salahs atu caranya adalah dengan menggelar lomba Asma Ul Husna, antar kelurahan sekota Padang dengan peserta 10.400 orang, dengan seringnya kita mengumandangkan ini, apa yang dikhawatirkan masyarakat tentang isu tsunami selama ini semoga kota Padang terhindar, untuk menghindarnya dari marabahaya ini tentu kita harus selalu mengingat dan berdoa kepada sang pencipta (Allah SWT), dzikir dan do’a yang paling mujarab adalah Asma Ul Husna, ujar Fauzi Bahar.

KH. Ary Ginanjar Agustian dalam tausiahnya mengatakan salut dan bangga kepada Walikota Padang bersama masyarakatnya yang sering melakukan kegiatan keagamaan salah satuny adalah menggelar lomba Asma Ul Husna, belum pernah derah lain melakukannya kota Padang telah berbuat. Selaku umat islam berkewajiban untuk mendukung kegiatan ini, sehingga gema dan siar agama islam makin berkumandang dikota Padang, ujar Ary Ginanjar.

Selanjutnya walikota, wakil walikota ketua DPRD Padang, Ketua BAZDA, menyerahkan zakat untuk 1.250 anak dan keluarga miskin kota Padang yang tersebar di 11 kecamatan sebesar Rp 370.000.000,- disamping itu walikota padang Fauzi Bahar juga menyerahkan beasiswa sampai tamat bagi anak yang kurang mamapu yang ebrhasil diterima dikedokteran Unand. Dewan juri lomba Asma Ul Husna terdiri dari Qori/’Qori’ah terbaik tingkat nasional dan internasional antara lain H. Alman Yusuf, Drs. Darmis Darwis, Drs. H. Wardas Tanjung, Arasy Dt. Bdr. Hitam, Hj. Wildayati, Hj. Resfgina, Dra, Zainar Taher, HJ. Harmawita, SH, Syafrida, BA dan Dra. Emmiwati Roza.

Lantunkan Asmaul Husna, Bocah Diberi Rp 50 ribu Oleh Walikota


Asmaul Husna di kota Padang sudah menjadi tren, terutama di kalangan anak-anak pengajian. Hal tersebut tidak lain merupakan jasa dari Walikota Fauzi Bahar pada 2007, dengan menggerakkan warganya untuk menghafal Asmaul Husna.

Mayoritas anak-anak Sekolah Dasar sudah hafal dengan Asmaul Husna. Oleh karena itu, ketika Fauzi Bahar berkunjung ke Pasar Raya didampingi Manager SPR Jimmy seorang anak Sekolah Dasar tiba-tiba menghampirinya sambil melantunkan Asmaul Husna.

Tentu saja, Fauzi Bahar pun menghentikan langkahnya. Didengarnya anak yang masih memakai seragam sekolah tersebut melantunkan 99 zikir sampai habis. Menjelang kalimat terakhir, Fauzi tiba-tiba mengeluarkan sehelai uang biru dari saku bajunya dan memberikannya kepada si bocah disambut tepukan dari yang menyaksikan.

Betapa senang bocah tersebut mendapatkan sehelai uang Rp.50 ribu dari Pak Walikota. Tak mau kalah, Jimmy ikut memberikan uang sebesar Rp.100 ribu. Sujud syukur diucapkan si bocah sambil dihampiri Ibunya.

Menurut Ibunya, anaknya itu memang ikut pengajian di sekitar daerah tersebut. Ia mengatakan hal demikian kepada Fauzi Bahar, yang kembali disemangati oleh walikota yang menjabat sejak tahun 2003 itu dengan mengusap kepala sang bocah.

Kamis, 20 Maret 2008

Kak Fauzi Bahar Buka Jambore


Dinas Pendidikan Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang menyelenggarakan Jambore ranting gerakan Pramuka selama dua hari ( 17-18 Juni 20076). Peserta 430 mulai dari tingkat sekolah dasar hingga SLTA, lokasi di lapangan SMP-36 Koto, Kelurahan Teluk Kabung Tengah. Jambore tersebut dibuka Walikota Padang Drs.H.Fauzi Bahar M.Si. yang juga Ketua Majelis Pembimbing Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Padang

Walikota mengharapkan kepada para peserta Jambore untuk mengikuti seluruh kegiatan dengan seriuas dan tekun untuk menggali keterampilan dan ilmu pengetahuan tentang kepramukaan, karena kegiatan pramuka mendidik kita untuk berdisiplin dengan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan kepedulian antar sesama.

Bagi siswa yang rajin mengikuti latihan pramuka akan memiliki sipat dan tingkah laku serta kepribadian yang baik. Pramuka juga mendidik kita untuk hidup bermasyarakat dan bergotong royong. Buktinya semua kegiatan pramuka ini dilaksanakan bersamaan dan kekeluargaan dengan semangat saling menghargai dan menghomarti, ujar Wako.

Kepada para pendidik, Wako mengharapkan supaya kegiatan Pramuka ini dapat diaktifkan di sekolah-sekolah dalam rangka memperesiapkan geneassi muda yang terampil sebagai calon pemimpin masa depan. Kepribadian yang baik (Akhlak) harus kita tanamkan kepada para generasi muda sejak usia dini.

Pramuyka satu-satunya sarana yang tepat untuk membina generasi muda untuk memiliki kepribagian yang baik, sehingga mereka tidak muda tergoda oleh bermacam pengaruh negatif seperti narkoba serta penyakit masyarakat lainnya.

Kegiatan Pramuka merupakan antisipasi untuk menghindari generasi muda dari pengaruh narkoba, togel dan tindakan kriminalitas, karena waktu luang mereka telah kita isi dengan berbagai kegiatan positif, mereka yang terlibat narkoba itu karena waktu luangnya tidak ada kegiatan positif, sehingga mereka mudah terpengaruh kepada hal-hal yang negatif, ingat Wako.

Untuk memotivasi generasi muda dalam mengikuti kegiatan Pramuka ini, UPTD Kecamatan Bungus Teluk kabung mengadakan kursus mahir dasar (UMD) dengan peserta 22 orang dari para pembina Pramuka di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Karena peserta UMD ini dari kalangan kepala sekolah, dengan harapan di masing-masing sekolah mulai dari tingkat SD sampai SLTA dapat meningkatkan kegiatan Pramuka di setiap sekolah, kata panitia Jambore, Jamaris Yunus, SE.

Kegiatan Jambore ini akan dapat memotivasi dan memberikan semangat serta pelajaran baik bagi peserta maupun pembina untuk memajukan Pramuka di Kecamatan Bungus Telouk Kabung. Karena Pramuka di Kota Padang merupakan kegiatan primodona untuk melahirkan generasi muda yang terampil dan berakhlak mulia, ujar Jamaris Yunus yang juga Kepala UPTD Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

Padang Siapkan Perda Tsunami


Pemerintah Kota Padang menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) antisipasi bahaya tsunami. Perda ini sangat penting karena sekitar sekitar 60 persen dari 900 ribu penduduk Padang tinggal di daerah pesisir yang rawan bencana tsunami.

Karena itu, kata Wali Kota Padang, Fauzi Bahar, diperkirakan akan banyak sekali korban jiwa bila terjadi tsunami di Padang. Bahkan jumlahnya bisa lebih besar dari Aceh. “Karena itu harus ada upaya untuk menghindari korban,” kata Fauzy, hari ini.

Peraturan yang akan dibuat itu antara lain tentang pengaturan gedung tinggi yang harus dibuka untuk tempat evakuasi. Peraturan ini juga akan mengatur informasi stunami melalui radio dan televise lokal. “Perda ini juga akan mengatur pelajaean wajib evakuasi di sekolah-sekolah,” ujar Fauzy.

Sumatra Barat, kata Fauzy, termasuk daerah yang rawan tsunami. Pergerakan Lempeng Samudra Hindia dan Lempeng Benua Eurasia di bawah Kepulauan Mentawai, menurut ahli geologi dapat menimbulkan gempa besar yang memicu tsunami dengan rotasi 200-an tahun.

Gempa besar dan tsunami terakhir melanda kawasan itu pada 1833 dan diperkirakan dalam 30 tahun ke depan hal yang sama bisa kembali terjadi.

Tiga Penghargaan Diraih Pemko Padang


Sebuah kenyataan lagi dari upaya keras warga kota bersama Pemko Padang’ Pemerintah Pusat masih mempercayakan Kota Padang sebagai prestasi bergengsi. Penghargaan Piala Adipura tahun 2007 untuk kota tercinta, sebagai bukti prestsai Kota Padang di bidang kebersihan tahun ini jeuh lebih baik, dimana saat bersamaan dalam rangka hari lingkungan hidup, Kota Padang sekaligus mendapat tiga penghargaan

Penghargaan tersebut yaitu Piala Adipura sebagai lambang supremasi bidang kebersihan lingkungan, penghargaan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dan Piala Adiwiyarta yakni penghargaan untuk sekolah terbersih dan bernuansa lingkungan hidup terbaik tingkat nasional, dalam hal ini diraih SMP 24 Padang.

Bahkan, yang lebih menggakan masyarakat Kota Padang tahun ini, penghargaan diraih dimana sebelumnya muncul berbagai anggapan bahwasanya Kota Padang dikhawatirkan gagal mempertahankan Piala Adipura yang diraih sejak tahun 1984 itu. Namun, hasilnya membanggakan dimana berhasil menerima tiga penghargaan sekaligus.

Bahkan, untuk penghargaan SLHD dan Adiwiyarta menjadi motivasi tersendiri bagi Pemko Padang. Sebab, untuk SLHD Padang berhasil mempertahankan penghargaan terbaik sejak diselenggarakan oleh Kementrain Lingkungan Hidup tahun 2005.

Pemko Padang langsung menerima sebagai pemilik SLHD terbaik dari seluruh daerah tingkat nasional, dan berhasil dipertahankan 2007 hasil penilaian 2006 lalu.

Sedangkan untuk Adiwiarta juga yang pertama kali diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, dan Kota Padang di bawah kepemimpinan Walikota Fauzi Bahar dan Wakil Walikota Yusman Kasim berhasil meraih penghargaan pertama melalui SMP 24 Padang.

Walikota Padang H. Fauzi Bahar yang sedang berada di Jakarta melalui telepon selularnya kepada wartawan di Pers Room Balaikota, Selasa (5/6) yang juga disakssikan Kepala badan Komunikasi dan Informasi, Drs. H. Deno Indra Firmnasyah` Kabid Kehumasan Hasrul Piliang dan Humas Badan Pengendalian Dampak Lingkungan daerah (Bapedalda), Emrizal kepada mengatakan, Adipura yang diterima Kota Padang tahun ini merupakan prestasi masyarakat kota Padang, kalangan BUMN/BUMD dan Perbankan serta pihak-pihak yang telah membantu menyukseskan mewujudkan Kota Padang yang bersih serta bernuansa lingkungan.

“Terutama sekali, kita sangat berterima kasih kepada petugas kebersihan yang lebih dikenal dengan nama pasukan kuning. Melalui kerja kerasnya setiap hari, bahkan sebelum subuh di saat warga kota tertidur lelap, pasukan kuning ini sudah terjun ke lapangan. Mereka merupakan pahlawan kebersihan kita yang mempertahankan Adipura ini,” kata Fauzi Bahar.

Piala Adipura tersebut merupakan yang kesekian kalinya diraih Kota Padang diraih Kota Padang. Makanya, tak heran jika berbicara Adipura, kita teringat Kota Padang.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang, HervanBahar menambahkan, Pemko Padang mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat dan berbagai pihak telah menyukseskan menciptakan lingkungan kota yang bersih.

“Ini merupakan prestasi masyarakat Kota Padang serta unsur yang telah banyak berkorban melalui bantuannya seperti kalangan BUMN/BUMD dan Perbankan yang telah menyumbangkan becak sampah, truk container dan pembangunan bak sampah masyarakat,” katanya.

Ia mengharapkan, hendaknya melalui penghargaan yang diraih tahun ini dapat memacu warga kota untuk lebih berprestasi lagi di masa datang. Terima kasih warga kota.

Fauzi Bahar Terima Wahana Tata Nugraha

Kemacetan lalu-lintas ternyata menjadi sumber pemborosan anggaran negara yang luar biasa besarnya. Wakil Presiden Jusuf Kalla menghitung, akibat kemacetan satu jam saja di Jakarta, negara dirugikan Rp100 miliar.

Menurut Kalla, kemacetan lalu-lintas selama satu jam memboroskan tiga liter bahan bakar per mobil. “Kalau ada sejuta mobil macet, tinggal kalikan saja dengan subsidi premium Rp4 ribu per liter, lebih dari Rp100 miliar. Belum dihitung kerugian ekonomi dan dampak lingkungannya,” ujar Kalla usai menyerahkan piala Wahana Tata Nugraha pada kota paling tertip lalu-lintasnya di Istana Wakil Presiden kemarin 21 Februari 2008. Surabaya meraih piala itu untuk kategori Kota Raya. Ini adalah Wahana Tata Nugraha ke-12 bagi Surabaya. Sementara, Lumajang dan Mojokerto meraih Wahana Tata Nugraha untuk kategori kota sedang. Kalla mengingatkan, setiap liter premium yang dibakar di jalan disubsidi pemerintah dari hasil pajak rakyat. Karena itu, dia meminta masyarakat menghemat bahan bakar.

“Jangan berfikir enak-enak berputar-putar cari angin, karena negara yang membayar putar-putar itu,” tegasnya. Akibat membiayai subsidi BBM yang nilainya melonjak menjadi Rp200 triliun bila harga minyak internasional melonjak di atas USD100 per barel, kata dia, negara harus mengurangi alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan. “Askeskin tidak dibayar. Darimana membayarnya, kalau seperempat anggaran pemerintah justru dibakar di jalan,” tukasnya. Selain kerugian ekonomi, kemacetan juga menyebabkan perubahan perilaku masyarakat Indonesia. Rakyat kini lebih pemarah karena kerap terjebak kemacetan, berangkat kerja lebih pagi dan pulang lebih malam, kurang waktu berkumpul bersama keluarga, dan harus membayar biaya bahan bakar lebih banyak.

Kalla juga menilai angkutan umum berperan besar dalam kemacetan lalu lintas. Jamak angkutan umum ngetem berlama-lama menunggu penumpang. Padahal, angkutan umum diizinkan beroperasi untuk mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Ini terjadi karena Dinas Perhubungan tidak membatasi jumlah kendaraan maupun trayek angkutan umum. “Bahkan orang-orang Dinas Perhubungan kadang menaruh formulir izin trayek di bagasi mobilnya. Mereka bagi-bagikan asal pengusaha mau bayar sekian,” katanya lugas.

Terima WTN

Pada kesempatan tersebut, pemerintah melalui Menteri Perhubungan memberikan penghargaan plakat Wahana Tata Nugraha kepada sembilan kota dan kabupaten di Sumbar bidang tertib lalu-lintas untuk kategori kota besar, sedang dan kecil. Penghargaan diserahkan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Jamal kepada Walikota Padang Fauzi Bahar disaksikan Wapres. Walikota Padang H Fauzi Bahar yang juga masuk sebagai salah satu kota penerima penghargaan dapat kepercayaan untuk mewakili 41 kabupaten dan kota penerima Wahana Tata Nugraha. Usai menerima penghargaan, Fauzi Bahar menjelaskan kota yang dipimpinnya berhasil mempertahankan penghargaan serupa yang diraih tahun lalu.

Fauzi Bahar Terima Manggala Bakti Husada

Pemerintah Pusat kembali memberikan penghargaan tertinggi kepada Walikota Padang Drs. H. Fauzi Bahar, MSi . Kali ini dalam Bidang Kesehatan.

Dalam siaran persnya kabid kehumasan Bakominfo Kota Padang, Drs Hasrul Piliang Msi yang diterima padangmedia.com Minggu (11/11) disebutkan, Sekretariat Pemko Padang, Jumat petang (9/11), menerima Faximili bernomor kp.01.02.4.2.A.1535 dari Departemen Kesehatan, ditandatangani Sekjen dr.Sjafil Ahmad,MPH.

Dalam surat itu dinyatakan, dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 43 tahun 2007, Pemerintah memberikan Penghargaan Manggala Bakti Husada kategori WISTARA kepada Walikota Padang Fauzi Bahar. Penghargaan itu akan diserahkan Menteri Kesehatan atas nama Presiden, Selasa (13/11) di Depkes Jakarta.

Penghargaan Manggala Bakti Husada kategori WISTARA adalah Penghargaan tertinggi dalam lomba Kota Sehat. Dua kategori penghargaan ada di bawah kategori ini, yakni Penghargaan kategori WIWERDA dan kategori PADAPA.

Walikota Fauzi Bahar, ditetapkan sebagai penerima Penghargaan WISTARA itu, setelah dinilai Tim Penilai Depkes RI memenuhi kriteria minimal enam unsur pengembangan atau tatanan yang dinilai. Kelima unsure yang menjadi penilaian itu, 1. Kawasan Pemukiman Sehat, 2. Kawasan Wisata Sehat 3. Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat. 4.Kawasan Hutan Sehat dan 5.Kawasan Ketahanan Pangan dan Gizi serta ke 6. Kehidupan Masyarakat yang sehat mandiri.

Bersama Walikota Fauzi Bahar, lima orang Kepala Daerah lainnya juga meraih penghargaan kategori tertinggi di bidang kesehatan itu, yaitu Bupati Lumajang Ahmad Fauzi, Buapati Gianyar Agung Barata, Walikota Metro Lampung Lukman Hakim, Walikota Yogyakarta Herry Zudianto dan Walikota Pekanbaru Herman Abdullah.

Fauzi Bahar, saat mengetahui mendapat Penghargaan itu, tengah berada di Australia , mendampingi kunjungan resmi Wakil Gubernur Sumbar Prof. Marlis Rahman ke Negara Kangguru itu. Saat diberitahu, tutur Hasrul, menyatakan rasa syukur dan Fauzi Bahar menyebut, bahwa ini adalah prestasi untuk sebuah kerja keras yang dilakukan Warga Kota selama ini. “Yang meraih penghargaan itu pada hakekatnya adalah Warga. Tanpa adanya kesadaran warga Kota yang sudah semakin baik tentang Kesehatan, mustahil penghargaan tertinggi ini dapat dicapai,”ucapnya

Rabu, 19 Maret 2008

Memakmurkan Masjid dengan Program Didikan Subuh

Program ini dijadikan bagaian dari penentuan nilai rapor. Siswa yang tidak mengikuti kegiatan sebanyak dua kali diwajibkan mengulang. Bertandanglah ke kota Padang pada Sabtu malam, dan menginaplah. Kemudian, Ahad dini hari menjelang Shubuh, datanglah ke masjid. Niscaya akan kita jumpai puluhan bahkan ratusan anak usia SD melakukan shalat Shubuh berjamaah. Program yang digulirkan oleh Walikota Padang Fauzi Bahar baru-baru ini merupakan salah satu cara memakmurkan masjid.

''Sekaligus, ini merupakan ikhtiar untuk membentengi anak-anak kita dengan benteng akidah, ibadah dan akhlak yang baik sesuai tuntunan agama. Program ini wajib diikuti oleh 40 ribu murid SD se-kota Padang,'' kata Fauzi Bahar saat membuka secara resmi Seminar Manajemen Masjid yang diadakan di Masjid Jabal Rahmah PT Semen Padang.

Fauzi menyebutkan, program yang bernama Didikan Shubuh itu muncul didorong oleh keprihatinan akan minimnya jumlah jam pendidikan agama yang diterima oleh para siswa. Dalam setahun, kata dia, jumlah jam pelajaran agama tak lebih dari 30 jam. Namun, kalau Pemda ingin menyisipkan tambahan jam pelajaran agama pun tak mungkin lagi. Sebab, semua jam pelajaran sudah terisi penuh. Langkah terbaik, kata Fauzi, adalah mencari jam tambahan di hari lain. Akhirnya dipilihlah hari Ahad Shubuh. ''Program ini lamanya 20 minggu kali 2,5 jam, sehingga total mencapai 50 jam. Ini hampir dua kali lipat jumlah jam pelajaran agama di sekolah,'' katanya.

Untuk mengefektifkan program tersebut, Pemda Kota Padang memutuskan Didikan Shubuh sebagai bagian dari penentuan nilai rapor. Siswa yang dua kali tidak ikut Didikan Shubuh akan kena her. ''Nilai ulangan akhir sekolah ditambah nilai Didikan Shubuh, kemudian dibagi dua, itulah nilai rapor,'' tegasnya.

Program Didikan Shubuh, kata Fauzi, merupakan tindak lanjut dari program Pesantren Kilat yang digelar pada bulan Ramadhan silam. Ketika itu, seluruh siswa di kota Padang wajib mengikuti sanlat selama seminggu yang diadakan di masjid-masjid di Padang. Minggu pertama Ramadhan, pesertanya adalah anak-anak SD. Minggu kedua, siswa SMP. Minggu ketiga, siswa SMU. Tiap malam diadakan acara perenungan (muhasabah). ''Ternyata sanlat dan perenungan itu berdampak positif bagi para siswa, sehingga kami tergerak untuk melanjutkannya dengan program Didikan Shubuh,'' tutur Fauzi.

Fauzi Bahar : Perbanyak Skill Penanggulangan Bencana

Antisipasi ke depan, Pemko telah menyiapkan anggota Karang Taruna sebagai Karang Taruna Tanggap Darurat (Tagana). Dalam artian, Karang Taruna garda terdepan melakukan penanganan dan pencegahan bencana dan evakuasi warga. Hal ini mengingat Kota Padang dijadikan sebagai pilot project Tagana di Indonesia yang dicanangkan tahun lalu oleh Ketua Bakornas yang juga Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah. Di samping itu, bagaimana kita menyiapkan masyarakat memiliki skill, berupa pelatihan terhadap penanggulangan bencana.

Ketika bencana datang, masyarakat tidak panik menghadapinya. Begitu pun, kita juga menyiapkan peralatan-peralatan dan daerah evakuasi bagi warga.
Seperti, menyiapkan jalur evakuasi dengan memperlebar jalan, shelter-shelter evakuasi serta gedung-gedung tahan gempa sebagai tempat evakuasi. Untuk menghadapi bencana lainnya, Pemko Padang akan bersikap tegas terhadap para penebang pohon di hutan Kota Padang. Pasalnya, kegiatan penebangan liar itu berdampak musibah bagi warga kota. Pemko juga tidak memberikan izin lagi kepada pihak developer untuk membangun perumahan di kawasan Utara Kota Padang dan sekitarnya.

Ini disebabkan kawasan tersebut adalah kawasan rendah, kawasan tempat tampung air (catchments area) yang selalu menjadi langganan banjir di saat hujan lebat terjadi. Jikalau pihak developer ingin membangun perumahan, silahkan saja di daerah gurun, kawasan Bypass dan sekitarnya. Dalam hal ini, Pemko akan bersikap selektif terhadap segala perizinan perumahan yang dibangun oleh pihak developer. Kemudian, Pemko akan perhatikan betul segala bentuk tata ruang bangunan dan bentuk Amdal-nya. Apakah terdapat di daerah sawah yang produktif atau tidak. Kalau iya, jelas tidak akan saya izinkan. Tapi kalau di daerah pembukaan lahan baru, baru boleh.

Untuk penanganan abrasi pantai, tahun 2007 Pemko Padang mengalokasikan dana Rp10 miliar untuk pemasangan batu krib di sepanjang 0,5 kilometer pantai Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah. Tahun 2008, kita merencanakan pembangunan batu krib ini di kawasan Pantai Pasir Jambak Pasie Nan Tigo. Kepada warga untuk terus menambah pengetahuan dan skill bagaimana penanggulangan bencana. Kemudian, mempelajari serta mengetahui tanda-tanda bencana.